Dewing menggunakan berbagai istilah definisi media sosial sebagai referensi jasa layanan berbasis internet dan jasa layanan seluler yang memungkinkan pengguna berpartisipasi dalam pertukaran daring, berkontribusi untuk pengguna membuat isi media sosial, atau bergabung dalam komunitas daring, termasuk blog (Tumblr), wiki, bookmark sosial (Digg), situs jejaring sosial (Facebook, Twitter, dan LinkedIn) dan situs media sharing (YouTube dan Instagram). Saat ini sudah banyak jasa pengelola media sosial untuk memudahkan bisnis Anda. Pengguna media sosial melibatkan calon konsumen sebagai kelompok dengan kepentingan tertentu dan inilah aspek kekhasan pelanggan yang memudahkan strategi promosi pemasaran. Cara kerja jejaring sosial melalui situs media sosial tertentu memungkinkan pengguna membuat profil, berbagi informasi, berinteraksi dan berkomunikasi dengan pengguna lain dalam situs yang sama. Pemasaran jejaring sosial digunakan pemasar sebagai alat strategi promosi pemasaran karena jejaring sosial sangat populer di antara individu dan menjadi situs yang terlihat untuk iklan. Penelitian lain telah meneliti kategori media sosial konsumen sebagai kontributor aktif dalam membuat isi komentar (posting) atau sebagai pengamat hanya mengamati apa komentar dari pihak lain. Pada tahun 2009, tercatat bahwa sekitar 53 persen pengguna media sosial teridentifikasi sebagai pengamat aktif media sosial daripada sebagai kontributor aktif yang memberikan kontribusi isi media sosial, dan fenomena ini berubah seiring waktu dengan banyak pengguna menjadi konsumen aktif dan kontributor aktif. Menurut Yusufzai (2016), pengguna internet cenderung lebih banyak menggunakan media sosial termasuk Facebook, Twitter, dan Instagram, untuk tujuan menjangkau program pemerintah, bisnis dan industri hiburan. Penelitian Nasir, Vel, & Mateen (2012) menguji bagaimana media sosial memengaruhi perilaku niat beli wanita, yang mempertimbangkan bentuk kata-kata otentik tradisional pada iklan media sosial dalam membuat keputusan pembelian pakaian jadi. Maka dari itu dengan adanya jasa pengelola media sosial, seorang pebisnis tidak perlu khawatir dengan marketing media sosialnya.
Increased Purchase Intention Pada masa digital ini proses pengambilan keputusan pelanggan bisa dipengaruhi oleh media sosial, tercantum pengaruhi keputusan buat membeli suatu produk( Powers dkk. 2012; Mikalef, Gianakof, serta Pateli. 2012). Bagi Wang, Yu, serta Wei( 2012), peer influence pengaruhi perilaku konsumen terhadap sesuatu produk, dengan tingkatkan perilaku positif terhadap produk hendak tingkatkan intensi buat membeli produk tersebut. Dari survei yang dicoba oleh Huston serta Fosdick( 2011), sebanyak 60% dari pengguna media sosial yang bergabung dalam komunitas sesuatu brand, memakai produk dari brand tersebut. Bisa disimpulkan kegiatan pemasaran lewat media sosial bisa tingkatkan purchase intention. Saat sebelum megambil keputusan para pengguna media sosial umumnya mecari data terlebih dulu tentang brand ataupun produk tersebut. Powers dkk( 2012) menarangkan sebagian aspek yang berikan implikasi terhadap pengguna media sosial. Awal merupakan media sosial yang Always on, para pengguna media sosial dapat dipecah jadi 2, ialah pasif serta aktif shopping. Kala jadi pasif shopping, pengguna memperoleh data ataupun saran dari jaringan ataupun komunitasnya yang memunculkan kemauan buat membeli produk tersebut. Sebaliknya kala pelanggan pada keadaan aktif shopping, mereka hendak mencari data yang terpaut produk ataupun brand yang diperlukan.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. Archives
September 2020
Categories |